Binatang yang sering ditemukan dijakarta dan juga sering menjadi pilihan yang tepat untuk dipelihara adalah para anjing. Bagi gue mereka itu bagaikan mala petaka. Banyak pengalaman hidup gue mengenai anjing yang menyiksa dan merusak moral gue.
Pertama, suatu ketika parkiran mobil dikosan gue penuh. Sehingga mau tidak mau gue harus menyewa tempat parkir diujung gang untuk jaga-jaga jika tidak dapat parkiran. Tempat parkiran mobil itu cukup luas, bisa menampung sekitar 20 mobil didalamnya. Dan hanya ada satu penjaga ditempat itu, yaitu seorang bapak-bapak tua berkacamata, berdandan seperti preman tahun70-an, dan bersuara cempreng. Dengan tempat seluas itu si bapak ini tidak mungkin bisa menjaganya sendirian. Untuk membantunya menjaga parkiran, si Bapak memelihara sekitar tujuh ekor anjing berwarna cokelat. Benar, memang anjing sangat menguntungkan karena anjing manapun dimuka bumi ini, tidak ada satupun dari mereka yang bisa mencuri mobil.
Awal gue mau parkir disitu, si bapak bilang dengan tersenyum lebar dan tampak giginya yang tidak rata, ‘tenang aja, anjingnya cuma suka ngegong-gong, tapi mereka nggak gigit kok.’ . Jujur, gue memang tenang pada saat si bapak berkata seperti itu. Gue mulai sering parkir disana. Suatu malam, dimana kesialan sedang menyertai gue, ada barang yang ketinggalan dimobil. Gue bergegas mengambilnya. Malam itu gang yang gue lewati cukup gelap, hanya ada sedikit cahaya yang menyinari jalan. Pada saat gue mulai masuk, anjing-anjing itu menggong-gong dengan keras dan mengepung gue. Mati lah. Tamat sudah riwayat gue. Gue seperti maling ayam yang ketangkap kepala desa. Kaki gue gemetaran, hampir pipis ketakutan disitu namun nggak jadi. Udara dingin, dan gue terjepit antara dua buah mobil untuk berlindung dan didepan gue penuh dengan anjing yang menggong-gong. Gue meronta-ronta, berteriak-teriak gila memanggil si bapak. “BAPAK!!! BAPAAAAAK!!! BAPAAAAAAAAAAAK!!”. Anjing-anjing itu pun tidak mau kalah. Mereka semakin keras mengong-gongnya. Gue merasa seperti lagi lomba nyanyi dengan mereka. Tapi emang si bapak penjaga ini tidurnya kayak kebo, dia nggak bangun-bangun. Mau teriak seperti apapun dia nggak akan bangun. Gue tidak pasrah, gue terus berteriak.
Akhirnya setelah selama 15 menit gue lewati seperti di film-film thriller, ada dua orang bapak-bapak datang menolong. Tapi tidak satu pun dari mereka adalah si bapak penjaga parkiran. Itu orang tidurnya sampai mati suri mungkin. Dua orang bapak-bapak ini datang dengan membawa ranting kayu yang cukup besar dan berjalan mendekati gue yang dikepung gerombolan anjing gila bagai samurai dengan pedangnya. Terimakasih kepada mereka gue terselamatkan. Benar, kata si bapak, anjing-anjingnya memang tidak mengigit, tapi mengepung gue hidup-hidup.
Kedua, gue pernah menyaksikan anjing-anjing cokelat penjaga parkiran ini bercinta. Tenang sekali. Bahagia sekali. Tidak menggong-gong. Astaga, saat itu gue merasa telah melihat kejadian yang sangat merusak moral. Mohon adik-adik untuk tidak meniru adegan ini. Pesan gue untuk para anjing-anjing, ‘Tolong sekali, cari lah tempat yang tersembunyi, jangan didepan umum seperti itu.’ Benar kata si bapak, anjing-anjingnya memang tidak mengigit tapi suka melakukan adegan porno siaran langsung.
Ketiga, masih dengan anjing-anjing penjaga parkiran mobil gue. Suatu siang yang terik dijakarta, siang itu gue berniat menjemput seorang teman dari bandara. Pada saat gue berjalan masuk kedalam parkiran, gue merasakan ada sosok binatang berkaki empat mengikuti gue dari belakang. Gue tetap tenang, tetap berpikir positif. Mungkin anjing ini hanya ingin berjalan bersama-sama gue, ingin baikan sama gue. Setelah tega mengepung gue waktu itu dan dengan tidak sopan mengganggap gue maling waktu itu.
Beberapa menit berlalu, gue berjalan semakin dekat dengan mobil gue. Namun, tiba-tiba dua ekor anjing yang mengikuti gue dari belakang tadi, menabrakkan seluruh badannya kekaki gue. Gue panik dan menoleh. Mereka berusaha mengepung gue lagi. Gue langsung berteriak “BAPAAAAAAAAAAAAAKKKKK!!!”, seperti banci-banci yang sedang dikejar kantip. Astaga, terjadi lagi! Gue nggak mau meninggal dunia ditangan mereka!. Seperti biasa, bapaknya tidak muncul. Bapak penjaga tega! Gue hampir gila menghadapi para anjing-anjing ini. Apa salah gue sampai terus-terusan dikepung sama mereka. Gue cuma parkir disini. Gue nggak mengganggu kalian. Gue cuma lewat meenn, eh animaaaaal. Si bapak juga mungkin sengaja ingin gue dimakan hidup-hidup sama binatang sinting ini. Tega sekali dia sama gue. Gue memang sering telat bayar uang parkiran. Tapi masa harus gue ganti pake nyawa gue. Jangan gila!
Disaat gue mulai berkeringat ketakutan, seorang bapak-bapak tua lain (bukan bapak penjaga parkiran tega itu) datang menolong gue dengan sepeda motornya. Bapak ini seperti malaikat detik itu, walau tampangnya tidak berkata demikian. Terselamatkan lah nyawa gue. Benar, kata si bapak yang kalau tidur kayak kebo dan tega sekali sama gue, anjing-anjing ini emang nggak gigit, mereka hanya suka main seruduk hingga korban tewas ketakutan ditempat.
No comments:
Post a Comment