Kira-kira tiga tahun yang lalu, waktu gue masie pendatang baru dijakarta.
Suatu malam gue dapet telpon dari temen satu SMA gue yang gue gak kenal. Anak jurusan bahasa kayaknya. Dia nelpon dengan gaya-gayanya anak muda alay jaman sekarang, arah-arahnyan sih mau PDKT. *preet*. Dia nggak sendirian waktu itu. Soalnya gue denger suara-suara hantu belau disekitar dia. Biasa, takut mati gaya. Minta backingan dari temennya.
Yah, dimulai dengan kepo-kepoannya dia nanya-nanya tentang gue. Gue sampe sekarang gak tau sih itu orang yang mana. Jadi, gue nyebut dia 'penelpon yang salah pergaulan a.k.a salah alay'. Si Salah Alay ini nanya-nanya gue lagi apa, kenapa belum tidur, gitu-gitu deh. Guenya juga alay kan, pura-pura jual mahal. *geli kalo inget gue yang itu*. Gue gak mau bilang siapa gue. Sampe endingnya udah capek sampe mengap-mengap, gue ngaku dong gue ini siapa. Masalahnya adalah, waktu gue SMA ada yang namanya sama persis sama gue yang dikarenakan kekurang-kreatifan orang tua dalam memliih nama. Mereka bingung dong, gue ini yang mana satu. Endingnya ada satu hantu belau dari sekitar si salah alay ini mengambil alih telpon ke gue. Dan nanya dengan jelas. Si hantu belau ini temen sekelas gue, inisialnya IO. IO nanya kalo gue ini yang mana satu. Setelah dia tau gw yang mana dia langsung ngembaliin telponnya ke si salah alay sembari bilang 'wah, ini mah bukan si itu. kalo yang ini mah jelek.' ................................ Gue terdiam dan tiba-tiba meratapi hidup ala-ala sinetron jaman sekarang yang dari awal episode nangis sampe akhir episode gara-gara kehilangan keperawanan.
Dan salah telpon ini berakhir sampai disitu.
Mengingat gue juga pernah alay selama SMA. Geliiiii. Tapi itu proses hidup. Manusia itu terkadang berada diposisi dimana mereka 'mulai' dewasa atau mereka 'masih' alay.
Suatu malam gue dapet telpon dari temen satu SMA gue yang gue gak kenal. Anak jurusan bahasa kayaknya. Dia nelpon dengan gaya-gayanya anak muda alay jaman sekarang, arah-arahnyan sih mau PDKT. *preet*. Dia nggak sendirian waktu itu. Soalnya gue denger suara-suara hantu belau disekitar dia. Biasa, takut mati gaya. Minta backingan dari temennya.
Yah, dimulai dengan kepo-kepoannya dia nanya-nanya tentang gue. Gue sampe sekarang gak tau sih itu orang yang mana. Jadi, gue nyebut dia 'penelpon yang salah pergaulan a.k.a salah alay'. Si Salah Alay ini nanya-nanya gue lagi apa, kenapa belum tidur, gitu-gitu deh. Guenya juga alay kan, pura-pura jual mahal. *geli kalo inget gue yang itu*. Gue gak mau bilang siapa gue. Sampe endingnya udah capek sampe mengap-mengap, gue ngaku dong gue ini siapa. Masalahnya adalah, waktu gue SMA ada yang namanya sama persis sama gue yang dikarenakan kekurang-kreatifan orang tua dalam memliih nama. Mereka bingung dong, gue ini yang mana satu. Endingnya ada satu hantu belau dari sekitar si salah alay ini mengambil alih telpon ke gue. Dan nanya dengan jelas. Si hantu belau ini temen sekelas gue, inisialnya IO. IO nanya kalo gue ini yang mana satu. Setelah dia tau gw yang mana dia langsung ngembaliin telponnya ke si salah alay sembari bilang 'wah, ini mah bukan si itu. kalo yang ini mah jelek.' ................................ Gue terdiam dan tiba-tiba meratapi hidup ala-ala sinetron jaman sekarang yang dari awal episode nangis sampe akhir episode gara-gara kehilangan keperawanan.
Dan salah telpon ini berakhir sampai disitu.
Mengingat gue juga pernah alay selama SMA. Geliiiii. Tapi itu proses hidup. Manusia itu terkadang berada diposisi dimana mereka 'mulai' dewasa atau mereka 'masih' alay.
No comments:
Post a Comment